Selain itu, pengelolaan pesawat Garuda Indonesia oleh manajemen sebelumnya juga tidak efisien. Arya menyebut, ada beragam jenis pesawat yang dimiliki Garuda yang pengelolaannya tidak efisien, misalnya, Boeing 737-777, A320, A330, ATR, Bombardier, padahal harga sewa yang dikeluarkan cukup tinggi.
Selain biaya sewanya mahal, Garuda Indonesia juga tidak bisa membatalkan kontrak, dan wajib membayar penuh hingga habis waktu sewa, meskipun pesawat tidak digunakan. Semua itu, tertuang dalam kontak yang disetujui mantan dirut Garuda Indoensia.
"Bayangkan, dalam isi kontrak saja, kalau dibatalkan kontraknya oleh Garuda, maka wajib membayar penuh hingga habis batas waktu. Jadi baik itu dihentikan atau tidak dihentikan, tetap bayar. Garuda juga menyewa beragam jenis pesawat Airbus banyak jenisnya, tapi pengelolaannya tidak efisien," tutur dia.
Meski begitu, Arya menegaskan, tidak memiliki pilihan lain selain melakukan restrukturisasi guna menyelamatkan bisnis perusahaan pelat merah tersebut.