"Dan ini sudah berulang kali saya ucapkan siapa yang bisa mengintervensi pasar, kecuali BUMN dan kita sudah buktikan saat-saat Covid, apakah harga masker yang mahal, kita intervensi," sambungnya.
Selain itu, Erick menyampaikan, bukti BUMN menjaga keseimbangan ekonomi dengan memberikan dividen bernominal jumbo. Di mana, pada tahun ini dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp80,2 triliun.
Tak hanya itu, perseroan juga mampu membukukan kenaikan profit beberapa tahun belakangan. Pada 2022, profit BUMN naik menjadi Rp240 triliun, jumlah ini sudah dikurangi Rp60 triliun untuk merestrukturisasi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk.
"Harus dipresentasikan dengan bukti-bukti nyata. Alhamdulillah, kami kalian, kita, semua bersatu, terus menyehatkan BUMN ini, faktanya kita bisa lihat, dulu kita sama-sama bekerja itu profitnya hanya Rp13 triliun, dua tahun yang lalu sudah Rp124 triliun, tahun kemarin Rp303 triliun, dikurangi restrukturisasi Garuda Rp60 triliun, tidak ada cash-nya, restrukturisasi. Tapi itu masih Rp240 triliun," ucap Erick.