Meski optimisme menyebar di pasar minyak, para pedagang masih khawatir bahwa arus besar wisatawan ke Negeri Tirai Bambu dapat menyebabkan lonjakan infeksi baru.
"Minyak mentah sempat mengalami kerugian mingguan terbesar dalam sebulan karena kekhawatiran resesi, tetapi pembukaan kembali China dapat menahan penurunan dalam waktu dekat," ujar Analis CMC Markets, Tina Teng dikutip dari Reuters, Senin (9/1/2023).
Katalis lain yang dapat membebani pasar minyak masih berasal dari risiko resesi global, salah satunya timbul dari kebijakan agresif Federal Reserve (The Fed) AS.