Orang terkaya di Eropa, Arnault dan keluarganya, menguasai 49 persen saham LVMH, kerajaan bisnis yang mencakup lebih dari 75 merek, termasuk Louis Vuitton, Dior, dan Sephora. LVMH mengalami penurunan harga saham sebesar 2 persen sejak awal tahun, sehingga kapitalisasi pasarnya mencapai 360 miliar dolar AS.
Dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, perusahaan mencatat pendapatan sebesar 67,4 miliar dolar AS. LVMH mengakuisisi perusahaan perhiasan Amerika, Tiffany & Co., pada tahun 2021 senilai 15,8 miliar dolar AS, menandai akuisisi merek mewah terbesar dalam sejarah. Kekayaan Arnault mencapai 188,3 miliar dolar AS atau setara Rp3.144 triliun.
Huang mendirikan produsen chip grafis, Nvidia pada tahun 1993 dan menjabat sebagai CEO serta presiden sejak saat itu, hingga perusahaan tersebut go public pada tahun 1999. Dia memiliki lebih dari 3,7 persen saham Nvidia, perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai 4,4 triliun dolar AS per 23 Oktober 2025.
Perusahaan ini mencatat pendapatan lebih dari 90,8 miliar dolar AS dalam enam bulan yang berakhir pada Juli 2025. Warga negara AS kelahiran Taiwan itu memiliki kekayaan 158,2 miliar dolar AS atau setara Rp2.641 triliun.
Baru-baru ini, Huang mengawasi kemitraan strategis dengan OpenAI untuk membangun setidaknya 10 gigawatt pusat data AI dengan investasi yang direncanakan hingga 100 miliar dolar AS.
Dikenal sebagai investor legendaris, Buffett merupakan salah satu investor tersukses sepanjang masa. Dia memimpin Berkshire Hathaway, yang memiliki puluhan perusahaan, termasuk perusahaan asuransi Geico, produsen baterai Duracell, dan jaringan restoran Dairy Queen.
Buffett dijadwalkan pensiun dari jabatannya sebagai CEO pada akhir tahun 2025, tetapi akan tetap menjabat sebagai Chairman Berkshire.
Pada bulan Mei 2025, dewan perusahaan menyetujui pengangkatan Greg Abel sebagai Presiden dan CEO Berkshire, efektif per 1 Januari 2026. Kekayaan Buffett tercatat mencapai 146,5 miliar dolar AS atau setara Rp2.446 triliun.