BOJONEGORO, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku siap refocusing anggaran, seperti memotong biaya bimbingan teknis, memotong biaya pengadaan barang, serta mengurangi perjalanan dinas dan biaya acara seremoni lainya.
Hal ini dilakukan karena adanya kondisi darurat pangan akibat dampak super el nino yang melanda hampir seluruh dunia.
"Lebih baik aku puasa perjalanan dinas, perjalanan luar negeri dari pada petani menderita. Aku korbankan semua demi petani dan pertanaman Indonesia agar meningkat," ujar Mentan saat meninjau gerakan tanam di Kabupaten Bojonegoro, Senin (18/3/2024).
Menurut Mentan, el nino tahun ini telah menurunkan produksi nasional karena sebagian sentra mengalami gagal panen. Dia khawatir jika masalah pangan tidak teratasi dengan baik maka ke depan akan berujung pada konflik sosial bahkan gangguan keamanan di seluruh negeri.
"Ingat Pak, kalau krisis pangan terjadi maka pemerintah bisa kacau balau. Konflik sosial terjadi dan berujung pada gangguan keamanan. Makanya, pidato Bung Karno dulu dikatakan bahwa pangan adalah mati hidupnya sebuah bangsa. Ini saatnya kita menyatu dan gandengan tangan," katanya.
Mengenai hal ini, Mentan berharap, komunikasi dan juga kolaborasi antarpihak terus dilakukan untuk memperkuat peran petani yang tengah berjuang melakukan produksi. Salah satunya pengawasan anggaran pompa dan benih untuk petani.
"Tolong jangan putus komunikasi Pak Dandim, Kepala Balai, Kajari, Kapolres, Dirjen, Kadis, dan lain-lain. Ini kita lakukan supaya gerakan pompa ini berjalan masif di seluruh Indonesia. Pak Kadis minta tolong kerja sama dengan Pak Aster. Kami ada anggaran Rp2 triliun untuk maksimalkan pertanaman," tuturnya.