JAKARTA, iNews.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah memberi sinyal akan melakukan penggabungan (merger) terhadap perusahaan pelat merah di sektor infrastruktur atau BUMN Karya.
BUMN Karya yang akan dimerger disebut-sebut yang berstatus pasien PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA (Danareksa). Tercatat, ada sejumlah BUMN karya yang masih menjadi pasien PPA, yaitu PT Indah Karya (Persero) dan PT PT Nindya Karya. Lalu, perusahaan konsultan konstruksi seperti PT Yodya Karya, PT Virama Karya, PT Bina Karya, dan PT Indra Karya.
Saat dikonfirmasi iNews terkait jumlah BUMN karya yang akan dimerger, pihak manajemen PPA menolak memberi komentar dengan alasan harus dikoordinasikan baik di internal perusahaan maupun dengan Kementerian BUMN.
"Maaf mas, belum berani menyampaikan (persiapan merger), saya koordinasikan internal dulu ya. Nah itu masalahnya, kami belum bisa info (jumlah) BUMN-nya," ungkap Sekretaris Perusahaan PPA, Agus Widjaja, saat dihubungi, Senin (8/5/2023).
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya membocorkan rencana aksi korporasi tersebut. Dia mengatakan, BUMN Karya yang menjadi 'pasien' Holding Danareksa akan di-merger-kan. Sementara perseroan di luar PPA dikonsolidasikan melalui skema sistem kepemilikan.