Inggris diketahui telah menyita sekitar 61.000 BTC senilai sekitar 4,24 miliar dolar AS dari operasi pencucian uang. Salah satu temuan tersebut ada berasal dari platform penyimpanan yang teridentifikasi dengan pekerja restoran di China. Diketahui, pekerja tersebut mengonversi mata uang kripto menjadi uang tunai atau aset di Dubai.
Penyitaan ini menyoroti komitmen Inggris untuk menangani kejahatan keuangan yang melibatkan aset digital, menempatkan Inggris di posisi ketiga di negara dengan kepemilikan kripto tertinggi.
El Salvador merupakan negara pertama yang mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. El Salvador telah aktif membeli mata uang kripto tersebut, tidak seperti pemerintah lain yang terutama memegang mata uang kripto melalui penyitaan.
Negara tersebut saat ini memiliki 5.800 BTC senilai sekitar 0,40 miliar dolar AS. Pada tahun 2021, El Salvador menjadi negara pertama yang menyatakan bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Sementara itu, sejak November 2022 pemerintah telah menerapkan program “1 Bitcoin per Hari”, dengan membeli 1 BTC setiap hari terlepas dari nilai pasarnya. Pendekatan proaktif ini telah menempatkan El Salvador di garis depan adopsi mata uang kripto nasional.
Ukraina telah menerima sebagian bitcoin melalui sumbangan untuk membantu negara berperang melawan Rusia. Pada Februari 2022, pemerintah memposting alamat dompet bitcoinnya di media sosial X untuk meminta sumbangan.
Hingga saat ini, dompet tersebut telah menerima 651,3 BTC senilai 45,23 juta dolar AS. Selain itu, Come Back Alive Foundation di Ukraina telah menyiapkan dompet untuk menerima sumbangan guna mendukung militer. Yayasan ini telah menerima total 685,1 BTC senilai 47,58 juta dolar AS.
Demikian ulasan negara pemegang bitcoin terbanyak di dunia. Semoga menjadi informasi baru bagi Anda.