JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim, membeberkan penyebab utama dihentikannya proyek Blast Furnace atau peleburan tanur tinggi.
Menurut dia, penyebab utama dihentikannya proyek Blast Furnace karena Krakatau Steel mengalami kerugian signifikan, akibat ketidakseimbangan antara kapasitas fasilitas hulu (ironmaking and steelmaking) dan kapasitas fasilitas hilir.
Hal itu, menyebabkan perseroan harus mengimpor bahan baku, dan memproduksi baja setengah jadi dengan harga yang tinggi dan berfluktuasi.
"Setelah beroperasi, kami menghitung antara produk yang dihasilkan dengan harga jual tidak cocok hitungannya atau dengan kata lain rugi. Dengan ini Kementerian BUMN berkonsultasi dengan BPK, dengan kajian lembaga independen, kita putuskan menghentikan operasinya," ujar Silmy, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Senin (4/2/2022).
Dia membeberkan, penyebab dihentikannya proyek Blast Furnace juga terkait dengan kenaikan harga hingga keterbatasan jumlah energi seperti listrik dan natural gas. Hal ini mendorong Krakatau Steel mengambil langkah efisiensi berupa mencari energi alternatif lain.