Terakhir adalah yang terkait dengan inklusi keuangan. Inklusi keuangan yang melibatkan kontribusi dari banyak pelaku usaha (inclusivity) dibandingkan yang berfokus pada pelaku usaha tertentu menjadi faktor penting untuk pemerataan ekonomi dan kesejahteraan (prosperity).
Namun demikian, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran bagi kita bahwa selain inklusi keuangan, hal critical lain yang perlu ditindaklanjuti adalah digitalisasi. Dan issue ini sangat relevan dengan apa yang terjadi di Indonesia.
Inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 76 persen dan pemerintah menargetkan menjadi 90 persen di 2024. Namun financial literacy index di Indonesia masih relatif rendah di bawah 40 persen.
Sunarso mengungkapkan, BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan bisnis UMKM di Indonesia, melalui survei yang dilakukan pada 2020 telah mempelajari karakteristik nasabahnya, yaitu;
• Nasabah UMKM, terutama Mikro dan Ultra Mikro mempunyai pengetahuan yang terbatas mengenai produk-produk keuangan
• Nasabah tidak nyaman dengan produk pinjaman konvensional perbankan yang memiliki term & condition yang kaku (rigid) mengingat nasabah tidak mempunyai cashflow yang stabil
• Nasabah membutuhkan lembaga keuangan terpercaya dengan karakteristik lokal. Proximity atau kedekatan jarak dan Trust merupakan pertimbangan utama nasabah dalam mengakses layanan keuangan perbankan.
Untuk itu, BRI terus melakukan inovasi untuk menjawab tantangan tersebut untuk memastikan masyarakat memiliki peluang yang sama untuk mengakses layanan keuangan yang lengkap dan sustainable sehingga dapat mendukung pengembangan bisnis dan peningkatan kualitas hidup, melalui:
1. BRILink Agent, merupakan suatu layanan branchless banking yang dilakukan Agent Bank melalui channel digital, dimaksudkan agar nasabah meyakini keamanan transaksi yang dilakukan. Penggunaan hybrid channel, kombinasi physical dan digital ini, secara tidak langsung akan memberikan edukasi awal tentang kemudahan dan keamanan layanan keuangan secara digital kepada nasabah. Saat ini, jumlah BRILink Agent telah mencapai lebih dari 530.000 agen dan tersebar di lebih dari 53.000 desa di Indonesia
2. Pengembangan peran Digital Advisor untuk dapat memberikan edukasi kepada nasabah mengenai produk keuangan digital serta mendidik nasabah agar terhindar dari kejahatan digital lainnya
3. Pengembangan ekosistem bisnis secara digital, sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital sehingga menciptakan kebutuhan nasabah akan layanan keuangan digital yang akan menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital tersebut kedepannya.
Hal-hal tersebut telah disampaikan BRI dalam Forum Annual Meeting WEF 2022, sebagai bagian dari kontribusi pemikiran BRI dalam spirit promoting global prosperity (https://www.weforum.org/agenda/2022/05/digitalization-financial-inclusion-in-indonesia).
Menutup sharing-nya, Sunarso menegaskan, BRI secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip ESG serta berkontribusi aktif dalam pencapaian inklusi keuangan di Indonesia dan akan semakin memastikan keberlanjutan bisnis BRI ke depan. Dengan begitu, BRI akan tetap mampu memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh stakeholder-nya.