Kedua, kelebihan aliran alias overflow. Faktor ini merujuk pada kasus kebakaran sejumlah kilang milik perseroan.
"Itu overflow karena itu juga terjadi di salah satu case (kasus) terjadi overflow, sehingga itu menjadi salah satu penyebab kebakaran. Itu pun, kita progresnya nanti dilaporkan Pak Taufik Aditiyawarman, di kilang-kilang mana yang sudah dilakukan," tuturnya.
Ketiga, kebocoran gas hidrogen. Faktor ini juga merujuk pada kasus ledakan yang terjadi di Kilang Balikpapan dan Kilang Dumai.
"Kita ambil case-nya Balikpapan, itu high temperature hydrogen attack, ini juga sudah masuk dalam program kita," ujarnya.
Keempat, karena sulfida. Tercatat, kilang Pertamina masih menggunakan teknologi lama dalam memproses sulfida. Kondisi itu justru membahayakan jika produksi sulfida dengan kadar tinggi.
"Resiko yang keempat sulfidation, kita sama-sama tahu kilang-kilang kita dengan teknologi lama itu hanya bisa memproses yang sulfurnya rendah, jadi program-program yang dilakukan RDMP agar kilang ini bisa memproduksi sulfur tinggi," tutur Nicke.