Agung menjelaskan, perseroan sendiri memiliki beberapa departemen yang terdiri dari infrastruktur, gedung, energi dan Departemen luar negeri. Sedangkan anak usahanya ada sekitar 7 perusahaan yang diantaranya juga sudah beberapa yang melantai atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Ini yang membuat Wika jatuh bangun tapi tetap bangun terus kita,” ucap Budi.
Meskipun begitu lanjut Agung, perseroan masih mampu bertahan dan tetap mencatatkan keuntungan ditengah pandemi covid-19. Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan, di mana masing-masing perusahaan dan anak usaha memiliki portofolio yang berbeda-beda sehingga tidak terjadi bentrokan.
“Kita ada beberapa portofolio yang berbeda-beda gitu ya dari induk sampai anak jadi kalah satu reality mati, maka makan perusahaan beton precast jadi sampai sekarang masih eksis,” jelas Budi.