"Jadi selama ini Garuda ini tidak punya uang. Selama bulan-bulan terakhir ini dan saya sangat berkeberatan mereka pinjam uang dari Traveloka," kata Peter Gontha.
Secara agregat, utang Garuda Indonesia mencapai 9,8 niliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp139 triliun. Adapun rinciannya, utang kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat sebesar 6.351 juta dolar As atau setara Rp90,2 triliun
Kemudian, komposisi utang terbesar kedua adalah bank yakni 967 juta dolar AS atau setara Rp13,8 triliun. Adapun persentasenya mencapai 10 persen dari total utang.
Kemudian, OWK, Sukuk, KIK EBA sebesar 630 juta dolar AS atau setara Rp9 triliun. Lalu, utang vendor BUMN sebesar 595 juta dolar As atau setara Rp8,4 triliun, dengan persentase 6 persen dari total utang.
Lalu, utang vendor swasta dengan nilai 17 juta dolar As atau Rp4,5 triliun. Adapun persentasenya mencapai 3 persen dari komponen utang perusahaan. Selanjutnya, liabilitas lainnya senilai USD 751 juta dolar As atau Rp10,7 triliun, dengan persentase 8 persen dari total utang.