"Sepanjang mata memandang (hamparan HPL Badan Bank Tanah Poso) begitu luas, kualitas tanahnya subur. Nanti akan diolah dengan mekanisasi untuk mensupport investasi pengembangan industri sapi perah terintegrasi," ujarnya.
Investasi pengembangan industri sapi perah ini rencananya akan dilakukan oleh perusahaan asal Vietnam dengan perusahaan asal Indonesia. Agung berharap agar rencana investasi bisa terimplementasi dengan baik.
"Sehingga Indonesia tidak perlu repot-repot impor susu dari luar negeri yang kondisi kualitasnya belum tentu bagus dalam bentuk bubuk. Kalau investasi ini berjalan 250.000 ekor sapi bisa menghasilkan 1,8 juta liter per tahun untuk memenuhi kebutuhan reguler maupun juga kebutuhan program makan bergizi dan minum susu yang dicanangkan oleh Bapak Prabowo dan Gibran Rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden terpilih," kata dia.
Sebagai informasi, Kementerian Pertanian melalui investor berencana akan membuat peternakan sapi modern untuk sapi perah dan sapi potong, membutuhkan lahan total seluas 1,5 juta Ha yang pemenuhannya dilakukan secara bertahap.
Sedangkan untuk kebutuhan pakan, setiap titiknya diperlukan lahan seluas 20 Ha guna memenuhi pakan ±300 ekor sapi. Jumlah target sapi yang akan diternakkan untuk program makan siang bergizi dan minum susu gratis ini yaitu sebanyak 1,5 juta ekor sapi perah dan 1,5 juta ekor sapi potong.
Sistem peternakan sapi yang rencana akan dikembangkan yaitu dengan sistem Inseminasi Buatan (IB). Pengembangan kawasan peternakan akan menggunakan teknologi seperti yang telah diterapkan di Vietnam, yang akan terhubung dengan komputer menggunakan teknologi informasi yang dapat mengontrol semua proses yang berjalan.