Fahmi menuturkan, data itu bisa didapatkan dari penerima bantuan sosial (bansos) yang selama ini sudah disalurkan melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk pembagian BLT.
"Nah tetapkan saja yang berhak menerima dari BLT tadi ya, artinya ditambahkan berapa subsidi yang diperoleh untuk setiap liter taruh lah Pertalite. Kalau Pertalite harga pasar Rp12.000 kemudian sekarang Rp10.000 maka dia akan memperoleh subsidi sebesar Rp2.000 per liter. Nah berapa jumlahnya itu? Saya kira bisa dihitung, tetapi itu lebih tepat sasaran tadi," paparnya.
"Nah dengan cara itu tidak mungkin lagi akan salah sasaran. Nah yang tidak terdaftar dalam BLT tadi atau tidak meroleh tadi, maka dia memang harus membeli harga, kalau Pertalite harga pasar tadi," tuturnya.