JAKARTA, iNews.id - Saham-saham sektor pertambangan khususnya batubara mulai dikoleksi investor, seiring dengan pulihnya perekonomian China.
Direktur PT Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi China yang naik sebesar 18,3 persen pada kuartal I-2021 menjadi katalis positif bagi komoditas batubara. Sehingga, saham-saham berbasis batubara pun mulai dikoleksi oleh investor maupun trader pasar modal.
“Ketika ekonomi Tiongkok bergerak naik ke atas, memang diperkirakan demand terhadap komoditas itu bergerak naik ke atas. Bahkan, beberapa lembaga intenasional menyatakan bahwa harga komoditas ini akan memasuki grand supercycle yaitu kenaikan yang sangat tinggi,” kata Hans, dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (21/4/2021).
Saat ini memang China adalah pengguna batubara terbesar di dunia. Seperti diketahui, harga komoditas sempat mencapai puncaknya di tahun 2012 dan 2013. Lalu, seiring dengan kenaikan tersebut harga komoditas cenderung turun.
“Kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi dunia dalam periode hampir satu dekade yaitu dari 2012 – 2021, ini cenderung melemah. Dan menyebabkan komoditas termasuk batubara ga terlalu tinggi,” ujar Hans.
Namun keadaan dunia sudah berubah dan China memimpin kenaikan dari pertumbuhan ekonomi. Hans menuturkan, hal tersebut terjadi karena China sudah menang dari pandemi Covid-19.
“Di kuartal satu dan dua mereka sudah menang dari pandemi Covid karena ekonominya recovery dengan cepat. Pada kuartal satu tahun lalu memang mereka sangat jelek ekonominya, karena lockdown yang ketat dilakukan. Akan tetapi, di kuartal sekarang dia udah recovery,” ucap Hans.