Ekonomi FMCG Indonesia

Rizqa Leony Putri
Menilik pasar FMCG di Indonesia yang dinilai semakin maju seiring dengan peningkatan tuntutan dan perubahan gaya hidup penduduknya. (Foto: Ilustrasi/500px)

Ada tantangan di depan. Namun, dengan solidaritas, kewaspadaan, dan ketahanan. Ekonomi di Asia Tenggara ini dapat kita harapkan di tahun yang akan datang.

Ketidakstabilan geopolitik tetap menjadi ancaman utama bagi ekonomi global, seperti dalam survei Maret 2022, dan inflasi telah melampaui harga energi yang bergejolak menjadi kekhawatiran kedua yang paling banyak dikutip. Gangguan rantai pasokan melengkapi tiga risiko global teratas, diikuti oleh harga energi yang bergejolak dan kenaikan suku bunga.

Lanskap Pasar FMCG di Indonesia

Produk FMCG banyak dan mudah ditemukan di pasaran, seperti produk makanan dan minuman, perlengkapan mandi, sabun, sampo, pasta gigi, kosmetik, pisau cukur, deterjen dan obat-obatan. Tingginya permintaan barang FMCG membuat pasar industri FMCG di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini ditandai dengan hadirnya perusahaan-perusahaan besar seperti Nestle, Unilever, Orang Tua, Mayora, Sasa, KC Softex dan lain-lain

Sebagai salah satu pasar FMCG yang berkembang pesat di Asia Tenggara, pasar FMCG di Indonesia semakin maju seiring dengan peningkatan tuntutan dan perubahan gaya hidup penduduknya. Sejak 2018, rumah tangga Indonesia telah mengalokasikan hampir 20-30 persen dari total pengeluaran rumah tangga mereka untuk produk FMCG.

Pada kuartal III-2020, setiap segmen FMCG di Tanah Air mengalami peningkatan rata-rata pengeluaran konsumen per trip, dengan segmen makanan yang mengalami perubahan tertinggi. Bulan lalu, kenaikan harga bensin 20 persen tidak diragukan lagi, permintaan dan konsumsi FMCG yang turun sementara dengan daya beli dan kepercayaan konsumen di seluruh SES turun.

Namun, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam waktu 3-6 bulan akan terbentuk tingkat keseimbangan dan antusiasme konsumen akan menjadi lebih kuat. Apalagi, dengan mempertimbangkan perilaku konsumen Indonesia terhadap produk FMCG bermerek selama pandemi Covid-19, prospek pasar FMCG di Tanah Air akan tetap kuat.

Ke depannya, saya yakin, semua segmen FMCG akan terus mencatat perubahan positif dalam rata-rata volume pembelian konsumen per perjalanan dengan perubahan yang lebih tinggi pada segmen makanan dan minuman, perawatan rumah, susu, dan perawatan pribadi. Ketahanan industri FMCG sebagian besar tetap tidak terganggu selama pandemi.

Sekarang keadaan berkembang, pertumbuhan bisa lebih ekspansif. Sangat penting bagi merek untuk memanfaatkan peluang dalam mempercepat pertumbuhan sepanjang 2023.

DR. Rudolf Tjandra, CEO dan Presiden Direktur PT Sasa Inti

Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait
Nasional
21 hari lalu

Gibran di KTT G20 Sebut AI Tentukan Arah Ekonomi Global

Nasional
3 bulan lalu

Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Apa Tugasnya?

Nasional
4 bulan lalu

Puan Sebut Ekonomi Global Melambat, Minta RAPBN 2026 Jadi Penopang Daya Beli 

Nasional
7 bulan lalu

Jumlah Investor Saham RI Cetak Rekor, Tembus 7 Juta SID

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal