Namun demikian, dia mengingatkan bahwa harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah mulai menunjukkan tren penurunan.
"Secara domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan bauran kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga daya beli mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi," jelas Margo.
Hanya saja, BPS mencatat pertumbuhan beberapa lapangan usaha yang menjadi leading sector seperti industri pertanian, pertambangan, dan konstruksi masih berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, BPS menyatakan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga masih belum kembali pada level sebelum pandemi.
Selain itu, sepanjang tahun 2022, kinerja pertumbuhan ekonomi secara spasial juga terus menguat di berbagai wilayah, khususnya kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 5,31 persen, Sulawesi sebesar 7,05 persen, dan Maluku dan Papua sebesar 8,65 persen.
"Namun, struktur ekonomi Indonesia secara spasial masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 56,48 persen dan Sumatera sebesar 22,04 persen," ujar Margo.