Arifin juga mengatakan bahwa pangsa pasar terbesar ekspor non-migas Jabar pada September 2021 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai 624,88 juta dolar AS, disusul Jepang 267,39 juta dolar AS, dan Tiongkok 196 juta dolar AS. Peningkatan ekspor Jabar terbesar ke Vietnam sebesar 27,08 juta dolar AS (27,92 persen), disusul Malaysia 17,55 juta dolar AS (22,82 persen), dan Korea Selatan 17,00 juta dolar AS (12,05 persen).
"Secara kumulatif, ekspor non-migas ke negara tujuan utama pada 2021 menguat dibanding 2020, namun ekspor ke Singapura mengalami penurunan dibanding tahun lalu, sebesar 7,08 persen," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disindag Jabar, Rinny Cempaka mengatakan, Bidang Perdagangan Luar Negeri terus menggelar sejumlah kegiatan agar kinerja perdagangan tetap menguat selama pandemi, di antaranya melalui kegiatan Export Coaching Program, yakni pendampingan bagi pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk siap ekspor melalui delapan tahapan yang berlangsung selama sekitar satu tahun.
"Guna memecahkan masalah perdagangan luar negeri, kami juga secara reguler menggelar FGD hingga webinar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sekaligus sarana untuk membuka wawasan bagi para peserta terkait perdagangan luar negeri," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, ekspor dan investasi Jabar semakin membaik karena mitra dagang masih memberikan kepercayaan, meski masih dalam situasi pandemi Covid-19.