Dari kesepakatan awal, kedatangan vaksin ke Indonesia sudah terjadi pada periode Januari, Februari, dan Maret 2021. Namun, terdapat kendala dan akhirnya baru tiba pada Maret, April, Mei di tahun ini.
"Nah, ini bukan alasan ya. Tetapi memang begini, ketika kita impor vaksin, kalau di awal-awal ingat tidak bahwa kita sudah dapat kepastian impor vaksin di bulan Januari, Februari, Maret waktu itu, tapi kan banyak yang telat juga, baru pada akhirnya Maret, April, Mei, ya memang ada keterlambatan dari situ," ujar Erick Thohir, Jumat (17/9/2021).
Kedua, kurangnya antusiasme masyarakat terhadap program vaksinasi nasional sejak awal-awal dilaksanakan pemerintah. Erick menilai, euforia masyarakat ingin divaksin baru mulai muncul akhir-akhir ini setelah data menunjukan 90 persen kematian pasien Covid-19 karena belum divaksin.
"Awal-awalnya, orang Indonesia pun juga ragu-ragu dengan vaksin, baru sekarang mau divaksin. Karena sekarang datanya sudah terlihat bahwa, mohon maaf mengucapkan ini, bahwa yang meninggal itu kan, ya memang belum divaksin, terbukti," papar Erick Thohir.
Terkait dengan itu, Erick mengatakan, target vaksinasi Covid-19 yang mencapai 70 persen penduduk Indonesia tidak bisa dikejar hingga akhir 2021 ini. Target itu, kata Erick, akan digeser hingga 2022 mendatang.
"Jadi memang, tentu, dibilang kita akan sesuai target? Saya rasa kita akan mundur sedikit. Dan tentu, kita harus berterima kasih juga lho pada TNI, Polri yang luar biasa. Mereka melakukan vaksinasi itu hampir 600.000 per hari. Dan di kementerian lain itu ada 400.000 per hari. Kita juga mengucapkan terimakasih juga pada pihak swasta yang banyak mendorong vaksinasi," ungkap Menteri BUMN.