"Sebagai perbandingan produktivitas CPO (Crude Palm Oil) petani hanya berkisar 3 ton CPO/ha/tahun, sementara di perusahaan itu mencapai 5-7 ton CPO/ha/tahun. Ini yang menjadi pertimbangan kita agar proses peremajaan perlu diakselerasi," tutur Ghani.
Dia menjelaskan, sebesar 212.396 hektare (ha) perkebunan sawit rakyat atau plasma yang bermitra dengan Holding Perkebunan Nusantara III di seluruh penjuru Indonesia menghadapi persoalan serupa. Dia pun mendorong Holding Perkebunan Nusantara untuk terus aktif melakukan peremajaan sawit rakyat di lingkungan perusahaan yang sejak 2019 hingga 2022 mendatang ditargetkan mencapai 42.182 ha.
Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan, hingga saat ini lebih dari 9.400 ha sawit milik 4.700 kepala keluarga telah diremajakan PTPN V. Hal itu menjadikan PTPN V sebagai perusahaan milik negara terbesar yang melaksanakan peremajaan sawit rakyat di Indonesia.
"Untuk tahun ini, Alhamdulillah kita telah meremajakan lebih dari 2.000 hektare. Di tahun 2022 mendatang, kita menargetkan untuk meremajakan 2.500 hektare sawit masyarakat sebagai upaya mendukung rencana pemerintah dalam mempercepat peremajaan sawit rakyat," ucapnya.