"Nah inilah kenapa yang kemarin dengan Posco, sebenarnya Krakatau Steel dan dan Posco sudah bekerja sama, sudah sangat lama, tetapi kita ingin terintegrasi hulu dan hilirnya karena tadi masih punya potensi baja nasional yang kita masih bisa meningkatkan produksinya, sehingga ketergantungan kita pada baja impor bisa kita kurangi," tutur dia.
Erick mencatat, Posco melihat keberhasilan transformasi Krakatau Steel yang sukses membalikkan kondisi perusahaan dari rugi menjadi untung, dari perusahaan konvensional menjadi modern. Bahkan perusahaan asal Korea Selatan itu mengapresiasi langkah transformasi Krakatau Steel melalui restrukturisasi utang, perbaikan arus kas, efisiensi, dan proses bisnis yang baik.
"Bayangkan bertahun-tahun, delapan tahun rugi terus, tapi tahun lalu Krakatau Steel sudah bisa untung Rp800 miliar," ujarnya.
Bagi Erick, peningkatan kerja sama investasi tak sekadar memperkuat daya saing BUMN, melainkan juga menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi secara nasional.