"Dividen ini cukup berat di awal kalau kita lihat ketika tahun 2019 hampir Rp50 triliun, lalu di 2020 itu Rp44 triliun, lalu 2021 yang awalnya kita yakini bisa Rp40 triliun waktu itu, saya ingat. Saya memohon maaf karena ada Covid-19, akhirnya kita turun menjadi Rp29,5 triliun," tutur Erick.
Di lain sisi, Kementerian BUMN berhasil menekan rasio utang dan modal BUMN mencapai 35 persen dari sebelumnya 39 persen. Dia menyebut perbaikan kinerja juga mendorong pertumbuhan valuasi BUMN.
"Kita lihat sekarang perusahaan-perusahaan BUMN, empat BUMN saja, Telkom, Mandiri, BNI, BRI, sekarang sudah mencapai valuasi Rp1.600 triliun secara aset. Mereka juga dividennya terus naik," ucapnya.