Lebih lanjut Erick mengatakan, Indonesia punya visi Laut Masa Depan Bangsa. Hal itu menekankan laut harus bisa menopang pembangunan nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup bangsa di masa sekarang dan akan datang.
"Problem nelayan mengenai bahan bakar, dana untuk meningkatkan kapasitas kapal agar hasil tangkap bertambah, pengolahan, atau percepatan pembangunan gudang beku siap dicarikan solusi sehingga mereka merasakan bahwa pemerintah dan BUMN hadir," ucapnya.
Saat ini, tak kurang dari 3.000 nelayan menggantungkan hidup dalam menjual hasil laut, seperti ikan layur, kembung, layang, dan bawal yang memiliki nilai eknomis tinggi di PPI Blanakan. Dengan dukungan sekitar 250 kapal berukuran 5 gross tonnage (GT) dan 64 kapal di atas 5 GT, setiap harinya, tergantung musim, tak kurang dari 10 ton hasil laut tersebut mampu dipanen.
Bahkan, pada Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November yang merupakan puncak produksi satu hari bisa mencapai 50 ton. KUD yang sudah berusia 54 tahun itu kini memiliki sekitar 600 anggota nelayan.
Selain KUD Mandiri Mina Fajar Sidik di Kecamatan Blanakan terdapat dua KUD lain, yakni KUD Mina Karya Baru dan KUD Mina Saluyu. Saat ini, di PPI Blanakan tengah dibangun gudang beku yang memiliki kapasitas 30 ton.