"Kondisi tersebut juga memicu penurunan margin kilang secara global pada kuartal 2 tahun 2023. Selain itu, ekspor minyak Rusia pascainvasi mencapai rekor tertinggi pada bulan April 2023 hingga mencapai 8,3 juta barel per hari, termasuk rencana ekspor Rusia ke Cina akan meningkat di kisaran 40 persen pada tahun 2023," kata Agung, Kamis (8/6/2023).
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah pada periode Mei 2023 adalah laporan Platts pada bulan Mei 2023 yang menyampaikan bahwa proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 direvisi turun sebesar 0,17 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.
Kemudian, pada awal Mei 2023, pasar kembali khawatir pada stabilitas sektor perbankan AS pasca penurunan deposito Bank Pacwest hingga 9,5 persen. Apresiasi dolar AS terhadap mata uang utama dunia lain pada bulan Mei 2023 dibandingkan bulan April 2023.
"Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh Crude throughput Cina mengalami titik terendah dalam 4 bulan terakhir, di mana kilang offline mencapai 1,2 juta barel per hari. Impor Cina bulan April 2023 turun 16,2 persen menjadi 10,36 juta barel per hari dibandingkan Maret 2023," katanya.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik, tambah Agung adalah Manufacturing Purchasing Manager Index Cina di bulan April 2023 turun menjadi 49,2 dibandingkan Maret 2023 sebesar 51,9. Kemudian penurunan impor Korea hingga 2,6 juta bph pada bulan April 2023.
"Di samping itu, juga terdapat penurunan permintaan minyak di Jepang sepanjang bulan Mei 2023, yang dipicu oleh beberapa kilang mengalami shutdown," tuturnya.