Dalam kesempatan tersebut Irfan menyampaikan bahwa perusahaan telah berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang tahun 2023. Dia menyebut, kinerja Garuda Indonesia jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Kondisi perusahaan hingga akhir 2023 saya memang tidak mencantumkan secara financial detail, tapi yang ingin saya sampaikan dibandingkan 2021 dari segi cost naiknya hampir tidak naik tapi dari segi revenue mengalami peningkatan yang cukup tajam," ucap Irfan.
"Tahun 2022 ini adalah awal kita setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), 2023 adalah masa bagaimana kita menyampaikan kepada seluruh pihak bahwa kita sudah menjadi perusahaan yang menguntungkan seperti janji kita saat PKPU," tuturnya.
Namun dari segi ekuitas, Garuda Indonesia masih minus hampir 1,3 miliar dolar AS, yang mana ini adalah penurunan yang sangat drastis dibanding sebelum PKPU yang mencapai 6 miliar dolar AS. Irfan menyebut operating revenue dan EBITDA mengalami kenaikan.