Meski demikian, penerbangan haji tahun ini menghadirkan tantangan tersendiri bagi Garuda, dimana total jumlah jemaah lansia asal Indonesia, yang mencapai lebih dari 30 persen, tercatat merupakan yang terbesar dalam 10 tahun terakhir
Irfan mengatakan, golongan jemaah tersebut memerlukan pemenuhan sejumlah kebutuhan penunjang keselamatan dan kenyamanan, seperti ketersediaan kursi roda, priority boarding, emergency equipment, dan yang paling utama adalah kesiapan petugas darat serta awak kabin dalam membantu para jemaah lansia, mulai dari pre-flight, in-flight, hingga post-flight.
Garuda Indonesia pun akan mempersiapkan penerbangan fase II atau kepulangan yang dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli hingga 3 Agustus 2023 mendatang.
Menurutnya, pihaknya akan terus memantau kesiapan operasional kepulangan Penerbangan Haji 1444 H/2023 melalui koordinasi intensif bersama seluruh stakeholders dan otoritas kebandarudaraan terkait.
“Hal itu untuk memastikan proses kepulangan haji tahun ini dapat berjalan baik dan lancar, sehingga para jemaah bisa mendapatkan pelayanan yang aman serta nyaman dan tiba kembali di Tanah Air dengan selamat,” ucap Irfan.