Menurut survei, sesudah mengikuti modul pelatihan tersebut, 26 persen orang berkata bisnis mereka dapat bertahan selama pandemi, 80 persen mendapatkan lebih banyak pelanggan, dan 13 persen mencatatkan kenaikan penghasilan. Di kalangan perempuan yang disurvei, angkanya bahkan lebih baik, yakni 30 persen mampu bertahan setelah mengalihkan bisnis mereka menjadi online, 23 persen mengalami dampak keuangan yang positif, dan 6 persen mampu mengembangkan bisnis.
Setelah mengambil kursus keterampilan digital, seperti yang ditunjukkan survei, secara keseluruhan 82 persen responden telah membuat atau memperbarui kehadiran online mereka, sedangkan 50 persen mulai menggunakan Google Bisnisku, yang sekarang telah berubah nama menjadi Profil Bisnis. Dari mereka yang membuat akun Profil Bisnis, 99 persen mencatatkan peningkatan interaksi dengan pelanggan dan 32 persen mengalami dampak keuangan yang positif.
Dari ketiga jenis bisnis yang disurvei (sangat kecil, mikro, dan kecil), 89 persen berpendapatan kurang dari Rp50 juta per tahun dan 88 persen baru beroperasi kurang dari tiga tahun. Sebagian besar dari mereka yaitu 29 persen bergerak di bidang pembuatan atau penjualan makanan, 19 persen di retail atau perdagangan grosir, dan 17 persen di pembuatan atau penjualan barang kerajinan.
“Program-program Grow with Google di Indonesia telah membantu jutaan pemilik bisnis sejak kami meluncurkan modul pelatihan pada tahun 2015 dan telah memberikan harapan bagi banyak orang selama pandemi. Kami sangat kagum pada bagaimana bisnis berskala paling kecil pun dapat memanfaatkan keterampilan baru mereka untuk bertahan dan berkembang di masa sulit ini," tuturnya.