Selain itu, Hacktiv8 juga meluncurkan program 'Women in Tech' kepada para perempuan yang ingin belajar teknologi, calon peserta perempuan akan mendapatkan promo 'Women In Tech', dengan potongan harga tambahan sebesar Rp3 juta.
Tidak hanya menyediakan skema promo, Hacktiv8 merupakan coding bootcamp pertama di Indonesia yang memiliki sistem Income Share Agreement (ISA) atau skema bagi hasil, di mana peserta bisa belajar dulu dengan membayar deposit, dan mulai melakukan cicilan pelunasan ketika sudah lulus dan mendapatkan pekerjaan.
"Hal ini akan membantu para peserta yang memiliki keterbatasan ekonomi agar tetap bisa melakukan upskiling dan mendapatkan pekerjaan yang baik," tutur Ronald.
Ronald menjelaskan, alumni Hacktiv8 berasal dari latar belakang yang beragam, baik yang memiliki pengalaman di bidang IT maupun tidak. Ada beberapa alumni yang dulunya berprofesi sebagai pengendara ojek online dan office boy (OB), di mana setelah lulus mereka berhasil mendapatkan pekerjaan impian sebagai programmer di perusahaan besar.
Menurut Ronald, hal-hal tersebut menjadi tumpuan semangat Hacktiv8, karena menandakan bahwa program yang dicanangkan terbukti mampu membantu kehidupan dan memberikan peluang karir yang lebih baik.
Dalam laporan transparansi perusahaan, Hacktiv8 mencatatkan sebesar 91,5 persen lulusannya berhasil mendapatkan pekerjaan dalam waktu kurang dari 90 hari, di posisi strategis seperti: software engineer sebesar 22,2 persen, full-stack engineer sebesar 17,9 persen dan front-end engineer sebesar 17,9 persen.
Selain itu, Hacktiv8 juga melihat adanya peningkatan upah para lulusan bootcamp yang lebih tinggi dari upah minimum regional (UMR) rata-rata, dengan kenaikan sebesar 81 persen. Ini berarti, gaji rata-rata yang diterima oleh lulusan Hacktiv8 berkisar Rp10 juta per bulan.