Adapun Blue Bird telah melewati berbagai tantangan sepanjang perjalanan melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 50 tahun. Dia yakin pertumbuhan sektor transportasi darat tetap positif hingga akhir tahun, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, bahkan kenaikan BBM di dalam negeri.
"Hal ini sejalan dengan berbagai langkah dan kebijakan yang diambil Pemerintah sehingga kondisi pasar segera membaik, stabilitas ekonomi tetap terjaga dan Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan nasional yang dicanangkan," ucap Sigit.
Sigit memastikan pihaknya terus berupaya meningkatkan efisiensi biaya dan operasional yang berdampak pada layanan konsumen dan kinerja perusahaan. Dia menegaskan, komitmen untuk mewujudkan visi berkelanjutan Blue Bird 50:30, yaitu mengurangi emisi karbon dan gas buang operasional Perseroan sebesar 50 persen pada tahun 2030.
Blue Bird telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mewujudkan target tersebut antara lain mengkonversi 23 persen dari total armada Blue Bird yang beroperasional ke bahan bakar CNG (Compressed Natural Gas), melakukan pengadaan taksi listrik, efisiensi mesin melalui perawatan berkala, dan inovasi bengkel.
"Sebagai perusahaan transportasi terdepan di Indonesia, Blue Bird berkomitmen menyediakan layanan mobilitas terbaik yang aman, nyaman dan dapat diandalkan bagi seluruh masyarakat," kata dia.