Sebagai ibu rumah tangga, Duriah ikut pusing tujuh keliling menghadapi naiknya harga bahan pokok, mulai dari harga minyak goreng yang mahal hingga harga cabai yang ikut meroket.
"Harapannya, ya, pemerintah tolong lah gimana caranya ya, ini kan rakyat, tolong jangan sampai melejit gitulah, kan pemerintah yang bisa menentukan (harga bahan pokok)," tuturnya.
Pembeli tak kalah dirugikan imbas meroketnya harga sembako ini. Desi (39), ibu rumah tangga yang menyambi sebagai penjual lontong sayur dan gorengan mengaku kehilangan pendapatan dan sering menombok belanja modal.
"Biasanya dagang dapat Rp300.000 lebih sehari, sekarang Rp200.000. Belanja modal nambah, malah sering nombok," ujarnya.
Untuk minyak goreng saja, dirinya harus antre sejak pagi bersama seluruh keluarganya. Ini terpaksa dia lakukan karena jika tidak mendapat minyak goreng, dia tidak akan bisa berjualan dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Untuk pemerintah tolong lah, ringanin (harga sembako), kasihan masyarakat ini kan kita di bawah semua," kata Desi.