Uni Eropa telah meningkatkan impor pipa gas alam dari Norwegia dan gas alam cair yang kebanyakan diimpor dari Amerika Serikat (AS) dan Qatar.
“Eropa sepertinya telah berhasil melepaskan diri dari gas Rusia. (Harga gas) masih relatif mahal, dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang sebelum krisis, tetapi tingkat harga saat ini tidak lagi mencerminkan risiko kelangkaan, seperti yang terjadi pada tahun lalu,” ujar Direktur Energi, Iklim, dan Sumber Daya Eurasia Group, Henning Gloystein dikutip, Minggu (19/2/2023).
Sementara, ekonom di Bank Berenberg, Salomon Fiedler berharap Eropa dapat menghindari krisis energi pada musim mendatang. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertahankan tingkat impor saat ini dari pemasok non-Rusia, konsumsi gas tetap 20 persen di bawah tingkat rata-rata, dan produksi gas dalam negeri tetap sama.
“Jika yang terburuk menjadi yang terburuk, kombinasi dari tidak adanya pasokan Rusia, cuaca yang lebih dingin dan penghematan yang berkurang secara signifikan akan membuat Uni Eropa berisiko kekurangan (pasokan) di musim dingin mendatang,” tuturnya.