Meski diprediksi menguat, sejumlah faktor lain masih menjadi pemberat bagi kenaikan harga minyak, seperti Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) yang memprediksi pasokan minyak negeri Paman Sam akan berada di level tertinggi sejak Mei 2021.
JP Morgan juga memproyeksikan harga masih berada di kisaran 70-an dolar AS per barel, karena kelebihan persediaan global, hingga bertambahnya hambatan pertumbuhan ekonomi.
Risalah pertemuan Federal Reserve yang mengisyaratkan sikap hawkish mereka juga dipandang JP Morgan masih menjadi 'batu kerikil' kenaikan harga minyak.
"Ada kelebihan persediaan gelap, diperburuk oleh membanjirnya minyak Rusia, meski berhasil diatasi," tuturnya.