JAKARTA, iNews.id - Pedagang warung nasi turut terdampak atas kenaikan harga minyak goreng. Sebelum kenaikan harga, para pedagang juga dihadapkan dengan kelangkaan pasokan di sejumlah pasar modern maupun tradisional.
Salah satu pedagang warung nasi, Siti Farida mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah langkah dan strategi menghadapi mahalnya harga minyak goreng, mulai dari memperkecil ukuran makanan dan rela mendapat keuntungan yang lebih sedikit dibanding sebelumnya.
“Ya meskipun minyak goreng harganya tinggi (tak karuan) saya sebagai penjual kalau untuk menaikkan harga agak berat ya, karena situasinya juga masih Covid-19 jadi belum stabil ya,” ujarnya saat ditemui MNC Portal Indonesia, Minggu (20/3/2022).
Farida menilai, dengan harga jual makanan atau lauk yang dinaikkan, maka membuat sejumlah pembeli khawatir untuk membeli lauk yang dia jual.
“Ya gimana ya, paling kemarin kaya tahu tempe langka ya jadi sempat gak jual, paling ya strategi atau siasatnya saya ngecilin (ukuran) kalau engga ya pendapatan saya sekarang harusnya berapa jadi menurun,” kata dia.