AS pada hari Kamis memberlakukan sanksi kontra-terorisme baru terkait Iran terhadap Oceanlink Maritime DMCC dan kapal-kapalnya, dengan alasan perannya dalam mengirimkan komoditas atas nama militer Iran.
AS menggunakan sanksi keuangan untuk mengisolasi Iran guna mengganggu kemampuannya mendanai kelompok proksinya dan menghambat dukungan negara tersebut terhadap perang Rusia di Ukraina, menurut Departemen Keuangan AS.
Kenaikan minyak baru-baru ini juga terjadi setelah serangan Ukraina terhadap kilang Rusia yang mengurangi pasokan bahan bakar dan kabar dari perusahaan energi negara Meksiko, Pemex, meminta unit perdagangannya untuk membatalkan ekspor minyak mentah hingga 436.000 barel per hari pada bulan ini karena perusahaan tersebut bersiap untuk memproses minyak dalam negeri di pabrik baru Kilang Dos Bocas.
“Semua faktor geopolitik ini terjadi secara bersamaan, mendorong sentimen bullish dan pada akhirnya terjadi aksi ambil untung,” ucap Manajer Portofolio Senior Altimo LLC, Frank Monkham.
Pertemuan para menteri utama Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) termasuk Rusia, mempertahankan kebijakan pasokan minyak tidak berubah pada hari Rabu dan menekan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi.
Kelompok tersebut menyebut beberapa anggota akan mengkompensasi kelebihan pasokan pada kuartal I 2024. Selain itu, Rusia akan beralih ke produksi daripada membatasi ekspor.