Sementara itu, Libya yang merupakan anggota OPEC, pada Rabu kemarin (20/4/2022) menyatakan telah kehilangan produksi minyak lebih dari 550.000 barel per hari akibat blokade di ladang utama dan terminal ekspor.
Dari daratan Asia, prospek permintaan di China diproyeksikan masih terus membebani pasar, karena importir minyak terbesar dunia itu perlahan-lahan melonggarkan pembatasan ketat Covid-19 yang sebelumnya memukul aktivitas manufaktur dan rantai pasokan global.
Sementara itu, terminal Laut Hitam Konsorsium Pipa Kaspia dapat kembali ke kapasitas penuh minggu ini, menurut Menteri Energi Kazakh Bolat Akchulakov pada hari Rabu.
"Dimulainya kembali pengiriman minyak mentah CPC akan diimbangi dengan pemadaman yang berkelanjutan di Libya dan kemungkinan lebih banyak minyak mentah Rusia yang terkunci dari pasar dalam menghadapi larangan UE," kata Hari.