Adapun penyusunan daftar perempuan paling berpengaruh tersebut tidak hanya dinilai dari kesuksesan berupa penghasilan maupun kekuasaan, melainkan jasa hingga peran dalam memimpin sebuah perusahaan atau organisasi.
Contohnya, ahli imunologi Ozlem Tureci mampu menempati posisi ke-48. Ozlem bukan hanya dinilai karena turut mendirikan perusahaan bioteknologi, tetapi lebih kepada perannya dalam memimpin pengembangan perusahaan vaksin mRNA Covid-19 yang bermitra dengan Pfizer.
Sama halnya dengan Presiden Tanzania yang baru, Samia Salulu Hasan. Dia berada di peringkat 94 karena usahanya dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Terakhir, Presiden Taiwan Tsai Ing Wen, yang dinilai mampu mengobarkan perjuangan dalam menegakkan demokrasi di tengah tekanan dari China.