Sementara itu, proyek lain yang memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi adalah Proyek Tower Menara Telekomunikasi Turyapada di Kabupaten Buleleng, Bali. Hal ini dikarenakan struktur lapisan tanah yang berbatu sehingga butuh perhatian khusus saat proses pekerjaan galian tanah.
“Kami sudah mempersiapkan sejumlah strategi untuk percepatan konstruksinya seperti pemanfaatan teknologi Building Information Modelling, penguatan sinergitas dengan masyarakat sekitar, tokoh-tokoh masyarakat dan tenaga kerja lokal,” ujarnya.
Hutama Karya pada tahun ini menargetkan beberapa kontrak baru senilai Rp 3,621 Triliun dengan jumlah 10 non-KSO dan 4 proyek KSO.
“Kami sudah membidik dan mempersiapkan tender-tender proyek seperti beberapa rumah sakit, universitas, gedung perkantoran hingga stadion olahraga,” ujarnya.
Selain proyek tersebut, Gunadi menyampaikan bahwa Hutama Karya juga turut membidik beberapa proyek pada Ibu Kota Nusantara (IKN) yaitu pembangunan Istana Wakil Presiden dan pembangunan rusun Aparatur Sipil Negara (ASN) IKN.
“Kami terus melakukan koordinasi aktif dengan beberapa konsultan perencana serta berkomunikasi dengan kementerian PUPR tentang paket-paket yang disediakan pada 2023,” tuturnya.