JAKARTA, iNews.id - Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur akan menggunakan teknologi moving bed biofilm reactor (MBBR) untuk mengolah air limbah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan air limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke sungai. Itu supaya tidak menimbulkan pencemaran baru yang mengancam ekosistem di sungai.
"Air limbah baik black water maupun grey water, yang dihasilkan dari aktivitas domestik perlu diolah terlebih dahulu di IPAL sebelum air efluen dari IPAL tersebut dialirkan ke badan air penerima,” kata dia dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).
Dia menjelaskan, salah satu teknologi yang digunakan untuk mengolah air limbah sebelum dikembalikan ke aliran air adalah MBBR. Melalui teknologi tersebut nantinya air limbah diolah dengan menggunakan sistem aerasi dan media sehingga air hasil olahannya sudah aman untuk dikembalikan ke lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No. 68 Tahun 2016.
Teknologi ini sama seperti IPAL Setiabudi. Nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) diturunkan dari 150-200 mg per liter menjadi di bawah 30 mg per liter, sehingga memenuhi baku mutu dan aman bagi lingkungan. Pengelolaan IPAL secara biologis seperti MBBR ini pasti menghasilkan lumpur. Lumpur yang dihasilkan ini akan diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, teknologi MBBR untuk pengolahan limbah domestik yang digunakan di IPAL tersebut menjadi salah satu referensi bagi Kementerian PUPR dalam penentuan jenis teknologi pengolahan air limbah di kawasan IKN Nusantara.
Selain mengurangi pencemaran, air yang sudah diolah dengan menurunkan nilai BOD, Nitrogen dan Phospor dapat ditampung dalam embung-embung untuk menunjang lansekap kawasan IKN Nusantara.