TATVAN, iNews.id - Pemuda asal Provinsi Khost, Afghansitan bernama Muhammad Ali bermimpi membangun bisnis mata uang kripto sebelum Taliban menguasai Afghanistan. Namun impiannya kini kandas lantaran negara itu kacau.
Ali mengaku pernah belajar komputer dan mengajar web serta desain grafis di Afghanistan. Ali juga memiliki saluran YouTube, di mana dia mengunggah video tentang berbagai macam topik, termasuk cara menghasilkan uang secara online.
"Saya sedang merencanakan bisnis penambang bitcoin atau ethereum. Tiba-tiba semuanya berubah dan Taliban mengambil alih Afghanistan," katanya dikutip dari Reuters, Selasa (31/8/2021).
Selain itu, menurutnya, internet juga dilarang oleh pemerintah Taliban. Hal itu membuat Ali menjadi tidak bisa melakukan pekerjaannya yang sangat tergantung dengan internet.
"Tidak ada internet. Jika tidak ada internet, saya tidak dapat melakukan pekerjaan saya di sana. Jika kami memiliki smartphone dengan kamera, Taliban tidak akan mengizinkannya," ujar dia.
Saat Taliban menguasai Afghanistan, Ali bersama 50 orang lainnya memilih melarikan diri dengan melakukan perjalanan dari Iran dan Turki menuju Eropa. Namun dia bersama 50 orang lainnya ditangkap polisi saat berada di Provinsi Bitlis, Turki.
Mereka tidak dipulangkan ke Afghanistan karena kekacauan yang terjadi di negara itu. Ali dan lainnya yang ditangkap di Bitlis dikirim ke pusat repatriasi di Van, Turki. Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, polisi Turki telah menahan ribuan migran Afghanistan.
Editor : Jujuk Ernawati