Indonesia dan Korsel Sepakati Kerja Sama Pengembangan Industri Kendaraan Listrik

Ikhsan Permana SP
Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM), Teten Masduki, saat menghadiri penandatanganan kerja sama pengembangan industri kendaraan listrik antara PIKKO dan BEPA. (Foto: istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menyepakati kerja sama untuk penelitian dan pengembangan industri kendaraan listrik di tanah air. Kerja sama tersebut, dilakukan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif Indonesia (PIKKO) dengan Busan Economic Promotion Agency (BEPA). 

Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM), Teten Masduki, menyambut baik terjalinnya kerja sama terkait Research and Development (RnD) Technology Center Electric Vehicle (EV) tersebut. Menurutnya, Korsel adalah mitra strategis bagi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam pengembangan UKM di bidang industri otomotif. 

Teten berharap, komitmen BEPA yang menjadi organisasi Pemerintah non-profit di bawah naungan Pemerintah Daerah Provinsi Busan, sebagai bagian komersial di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Korea bisa berkontribusi signifikan, terutama dalam mendukung industri kendaraan listrik di Tanah Air. 

“Kerja sama kita, baik secara bilateral maupun multilateral di tingkat nasional dan regional ASEAN, telah menghasilkan berbagai program pengembangan UKM, salah satunya melalui program BEPA ini,” kata Teten dalam keterangan resminya dikutip Rabu (11/10/2023).

Dia mengungkapkan, Korsel menjadi negara yang maju pesat dalam perkembangan teknologi. Sehingga ia menyakini, kerja sama yang terjalin tersebut, menjadi motivasi bagi Indonesia untuk bisa belajar dari Korea Selatan, bertumbuh bersama, dan go global.

Indonesia sendiri secara bertahap sudah masuk ke dalam industri otomotif terutama mobil listrik. Menurut MenKopUKM, ada dua kebijakan dalam pengembangan industri nasional. Pertama, hilirisasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Indonesia tak akan lagi mengekspor bahan mentah termasuk aluminum, nikel, dan lainnya.

Teten menjelaskan, Pemerintah Indonesia ingin semua bahan material diproduksi di Indonesia menjadi barang setengah jadi atau end product. Hilirisasi bukan hanya bahan mineral saja, tetapi juga hasil perkebunan, pertanian termasuk yang berbasis agrikultur.

“Jadi hilirisasi bukan hanya melibatkan usaha besar tetapi juga UMKM, karena itu kemitraan Indonesia dan Korea Selatan sangat penting, yang saya yakini mampu memperkuat pelaku UMKM agar bisa menjadi bagian dari rantai pasok industri besar dalam hal ini industri otomotif,” ujar Teten.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Nasional
11 jam lalu

Ketua MPR China Wang Huning Bertemu Prabowo di Istana Hari Ini

Bisnis
4 hari lalu

Kemenekraf Apresiasi Niat Kadin Bangun Sektor Ekonomi Kreatif di RI

Nasional
6 hari lalu

Finlandia-Uni Eropa Perkuat Implementasi Smart City di IKN, Ini Konsepnya 

Nasional
8 hari lalu

Vision+ dan iQIYI Hadirkan Combo Asia, Paket Streaming Olahraga dan Hiburan Asia dalam Satu Paket Langganan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal