Dia pun membandingkan jumlah pesawat di Amerika Serikat (AS), di mana Negeri Paman Sam itu memiliki total pesawat mencapai 7.500 armada dengan jumlah penduduk mencapai 306 juta.
Padahal, Amerika bukan negara kepulauan seperti Indonesia. Namun, mayoritas industri penerbangan setempat difokuskan pada penerbangan domestik.
Erick mencatat 72 persen industri pariwisata berasal dari wisatawan dalam negeri. Sementara, 28 persen lainnya berasal dari wisatawan mancanegara. Karena itu, ekosistem penerbangan domestik diminta diperkuat.
Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan kepemilikan pesawat PT Garuda Indonesia Tbk yang dioperasikan tahun ini mencapai 100-120 pesawat terbang.
Erick mengatakan pihaknya masih menunggu kedatangan pesawat dari perusahaan penyewa atau lessor. Namun Erick tidak merinci produsen mana saja yang menjadi lessor emiten bersandi saham GIAA tersebut.
"Sekarang kita tunggu dulu jumlah pesawatnya. Kalau bisa 100 dulu jumlah pesawatnya, kalau bisa 110, 120. Kalau sudah bentuknya sudah kuat, baru kita pengembangan," tutur Ercik Thohir.