Untuk meningkatkan ekspor ke Arab Saudi, Indonesia mendorong pelaku ekspor untuk memperhatikan standar, kualitas, kuantitas, permodalan, keberlanjutan, dan keterampilan sesuai permintaan pasar Arab Saudi.
Zulkifli mengungkapkan, peluang untuk meningkatkan ekspor ke Arab Saudi masih terbuka untuk berbagai produk, seperti alas kaki, pakaian, farmasi, jasa konstruksi, makanan olahan, kertas, plywood, dan produk konsumsi harian lainnya masih dapat ditingkatkan perdagangannya.
Dia menyampaikan, Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang tetap melanjutkan tren pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022.
"Sejak akhir 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil terjaga di atas 5 persen. Pada kuartal III-2022 ekonomi tumbuh 5,72 persen," ungkap Zulkifli.
Mendag menjelaskan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ekspor barang dan jasa bahkan terus meningkat sejak kuartal II 2021 hingga kuartal III 2022, dari 20,46 persen menjadi 26,23 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
"Sebagai Menteri Perdagangan, saya diberi tugas oleh Presiden RI Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor nonmigas khususnya ke negara mitra dagang strategis seperti Arab Saudi," ujar Zulkifli.
Pada periode Januari-Oktober 2022, kinerja ekspor nonmigas Indonesia-Arab Saudi naik 26,48 persen sebesar 2,43 miliar dolar AS. Nilai ini naik dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar 1,92 miliar dolar AS.