"Kita lihat sekarang dengan adanya pembangunan IKN, bonus demografi di mana 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, tantangan keberlanjutan lingkungan, dinamika ekonomi sosial dan politik global, tanpa adanya penajaman strategi serta orientasi target yang berkelanjutan dan daya tarik sektor pariwisata Indonesia tidak mungkin justru akan tergerus oleh negara negara Asia Tenggara yang juga tengah gencar menggenjot sektor pariwisata mereka," tuturnya.
Erick juga mendorong untuk mengoptimalkan strategi dalam menggaet turis mancanagera untuk berwisata ke Indonesia. Ia mencontohkan mencari negara dengan tingkat konsumtif tinggi.
"Misalnya lebih berfokus pada turis internasional yang masuk kategori sebagai high spender, negara Uni Eropa seperti Prancis, Belgia, Swiss dan lain lainnya termasuk Amerika dan lain lainnya dan tentu dapat membawa domino efek ekonomi yang lebih besar terhadap Indonesia," ucapnya.
Bersama dengan Kemenparekraf, kata Erick, pihaknya berkomitmen untuk bersama-sama mendukung pengembangan 5 destinasi wisata super prioritas dan beberapa wilayah lain dengan mendorong penguatan kinerja pariwisata 2024.
"Mencantumkan tiga target RPJMN 2024-2029. Peningkatan utilisasi 14 airport dari 27 airport sebagai hub internasional antara lain Sultan Iskandar Muda Aceh, Kuala Namu Medan, Padang, Batam, Jakarta, Kertajati, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok, Balikpapan, Makassar, Manado dan Sentani Jayapura," kata Erick.
Erick menyebut, sebagai tahun terakhir RPJMN tahun 2024, pihaknya juga mendorong komitmen pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas dan berkelanjutan dengan melibatkan penerapan green economy, digitalisasi yang dilakukan oleh inovasi, adaptasi serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Kita harus pastikan bahwa pengembangan sektor pariwisata yang masif ini tidak boleh merusak kelestarian lingkungan, kita harus jaga lingkungan hijau di area pengembangan pariwisata kita," ujar dia.