JAKARTA, iNews.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus meningkatkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Ditargetkan kapasitas terpasang PLTS Atap dapat mencapai 3,6 gigawatt dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menuturkan, biaya pemasangan PLTS Atap kini berkisar Rp14 juta sampai Rp17 juta per kilowatt peak tergantung kapasitas.
"Itu sudah termasuk dengan konverter dan segala macam, tapi di luar membeli meteran karena meterannya harus beli ke PLN yang harganya sekitar Rp1,7 juta," ujar Dadan dikutip dari Antara, Senin (9/5/2022).
Dadan menambahkan, harga pemasangan PLTS Atap kini sudah menarik bagi konsumen, tak semahal beberapa tahun lalu. Meski tujuan pemasangan listrik tenaga surya bukan untuk jual beli, ucapnya, konsumen secara otomatis akan membandingkan harga membeli listrik dari PLN dengan harga baru setelah mereka memasang PLTS Atap.
Sementara itu, pelaku industri tidak akan membandingkan nilai ekonomis antara punya PLTS sendiri atau beli listrik dari PLN, melainkan industri memang dituntut untuk menggunakan energi terbarukan, karena setrum bersih akan mendukung proses ekspor produk industri ke pasar global.