Saat XL dikuasai Malaysia, dia mengundurkan diri. Cabut dari XL, Rudiantara beralih ke industri semen. Dia ditunjuk menjadi Wakil Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (saat itu bernama Semen Gresik). Waktu itu, Rajawali Group mempunyai 24,9 persen saham Semen Gresik .
Pada 2006, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuknya menjadi Wakil Direktur Utama PLN. Rudiantara mendampingi Dirut Fahmi Mochtar. Dia ditugasi mencari pendanaan fast-track program (FTP) ketenagalistrikan 10.000 megawatt (MW).
Pada 2010, Rudiantara kembali lagi ke industri telekomunikasi. Dia ditunjuk menjadi Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Kemudian, dia balik lagi ke Indosat sebagai Komisaris pada 2012.
Lama bekerja di industri telko, Presiden Jokowi menunjuknya menjadi Menkominfo pada 2014. Sejumlah kebijakan penting yang dikeluarkan Rudiantara di antaranya registrasi SIM card hingga Palapa Ring.
Dari menteri, Rudiantara akan kembali menjadi salah satu bos BUMN. Tugas berat menantinya. Terutama, megaproyek listrik 35.000 MW yang masih jauh dari target.
Karier:
- GM Pengembangan Bisnis Indosat (1996)
- COO PT Telekomindo Primabakti (1996)
- Direktur Penjualan dan Pemasaran Solusi Bisnis (2003)
- Direktur Hubungan Korporat XL Axiata (Dulu Excelcomindo Pratama) (2005-2008)
- Direktur Utama Bukit Asam Transpacific Railways (2006-2014)
- Wakil Direktur Semen Indonesia (Dulu Semen Gresik) (2006-2011)
- Wakil Direktur Utama PLN (2006-2008)
- Komisaris Independen Telkom (2010-2012)
- Komisaris Independen Indosat (2012-2014)
- Komisaris Rukun Raharja (2014)
- Menkominfo (2014-2019)