Peningkatan ini, Dhinda melanjutkan, tidak lepas dari perkembangan teknologi yang meningkatkan keterjangkauan investasi bagi generasi muda serta peran dari pelaku industri seperti Bursa Efek Indonesia yang terus memberikan edukasi kepada masyarakat umum.
Selain itu, masyarakat saat ini disuguhkan dengan ragam produk investasi yang memungkinkan investor untuk memilih produk investasi sesuai dengan profil risiko.
“Sekarang terdapat beragam produk investasi, misalnya dari sisi perbankan terdapat tabungan dan deposito, sementara dari investasi pasar modal terdapat saham dan obligasi,” kata Dhinda.
Tren ini diprediksi akan terus meningkat, namun masih terdapat kendala yang harus dihadapi untuk meningkatkan inklusivitas. Pasalnya, masih terdapat stigma di masyarakat bahwa investasi membutuhkan modal besar dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu.
“Masih banyak anggapan bahwa investasi sulit dipelajari dan informasi tidak mudah didapatkan. Kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan sistem dan layanan juga menjadi kendala. Maka pelaku industri harus mampu menghadirkan solusi investasi,” tutur Dhinda.