Satyanarayana Chava mendirikan perusahaan farmasi miliknya pada 2002, saat berusia 44 tahun. Setelah menghabiskan lebih dari dua dekade dalam bisnis farmasi, dia memutuskan untuk mendirikan perusahaan R&D Farmasi dengan nama Laurus Labs, di kota kelahirannya, Hyderabad.
Dengan mengumpulkan tabungan, meminjam uang dari teman dan keluarga, dan mengambil pinjaman bank, Satyanarayana Chava memodali berdirinya Laurus modal awal 600 juta rupee (14 juta dolar AS).
Dia memilih nama Laurus Labs sebagai nama botani untuk kelas semak dan pohon Mediterania serta tradisi Yunani untuk menghormati pemenang dengan karangan bunga laurel. “Kami ingin perusahaan mewakili kemenangan yang selalu hijau,” ujar Satyanarayana Chava.
Strategi utamanya dalam menjalankan perusahaan farmasi adalah dengan dokus padapenelitian. Itu sebabnya meski sudah menjabat sebagai CEO Laurus Labs, Satyanarayana Chava masih menghabiskan 25 persen waktunya di laboratorium.
“Saya seorang ilmuwan di hati. Saya sangat tertarik dengan kimia,” ujar Satyanarayana yang terdaftar sebagai penemu bersama beberapa ilmuan lainnya dalam 145 paten yang diberikan kepada Laurus Labs.
Laurus Labs sekarang memiliki unit R&D di Hyderabad, Visakhapatnam, serta delapan pabrik yang disetujui FDA di India selatan untuk pembuatan kontrak dan memproduksi bahan dan perantara farmasi aktif.
Satyanarayana Chava juga secara aktif terlibat dengan penelitian dan pengembangan produk baru. “Saya mengerjakan produk apa yang harus kita kejar karena pada akhirnya akan menentukan seberapa baik kinerja kita,” kata ilmuan telah membawa lebih dari 50 produk ke pasar dalam 15 tahun terakhir.
Kini, Satyanarayana Chava ingin Laurus Labs yang berusia 16 tahun untuk mempertahankan semangat kewirausahaan perusahaan. “Kami percaya bahwa kami adalah startup dalam pemikiran, tindakan, dan kecepatan eksekusi kami,” katanya.
Saat perusahaan bersiap untuk ekspansi, dia mengatakan tantangan terbesar adalah manusia. Laurus kini bekerja sama dengan universitas lokal untuk merancang kursus yang relevan dengan industri.
“Kami punya uang, kami memiliki bisnis tetapi kuncinya adalah menarik, mengidentifikasi, melatih, dan mempertahankan bakat,” ujar Satyanarayana Chava.
Saat ditanya apa kegiatannya jika tidak memikirkan strategi bisnis atau bereksperimen dengan bahan-bahan kimia, Satyanarayana mengaku sering menghabiskan waktu di dapur menyiapkan persiapan khasnya, yakni biryani dan manisan India seperti gulab jamun, mysore pak, dan kheer.
"Saya pikir semua ahli kimia adalah juru masak yang baik. Mungkin tidak semua miliarder bisa melakukannya," kata Satyanarayana Chava.