Ibu-ibu peserta program klasterisasi ini juga setuju dengan apa yang disampaikan oleh Nurhaida. Mereka melihat potensi besar dalam budidamber untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga sekaligus menyediakan sumber protein yang sehat. Salah satu nasabah yang turut menjadi peserta dan mengikuti instruksi dari pelatih budidaya yang difasilitasi oleh PNM adalah Nani.
”Ternyata gampang sekali, cuma siapin ember, pilih bibit ikan lele taruh di ember dan pasang rakit apung di atasnya untuk ditanami sayuran,” ucap Nani.
Dalam beberapa minggu, diharapkan ikan-ikan lele mulai tumbuh dengan baik dan kangkung hijau segar mulai muncul di rakit apung.
Nurhaida menambahkan, program klasterisasi yang digagas oleh PNM akan terus dioptimalkan agar sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah. Dia berharap klasterisasi budidamper dapat dilakukan secara kontinyu oleh warga desa sehingga memberi dampak positif bagi ekonomi dan sosial masyarakat.
”Semangat kebersamaan dan kerja keras mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang. Menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kerja sama, perubahan positif bisa terjadi di mana saja, termasuk di desa kecil yang penuh potensi seperti Banteran,” tuturnya.