"Dengan sendirinya kebutuhan cangkang sawit akan semakin meningkat karena jumlah pembangkit listrik yang menggunakan biomassa semakin bertumbuh di Jepang," tuturnya.
Menurut dia, pembangkit listrik biomassa di Jepang ada yang menggunakan cangkang sawit hingga 100 persen, ada juga yang 30 persen dikombinasikan dengan wood pellet, dan 70 persen menggunakan cangkang sawit.
"Itu yang membuat frekuensi atau volume cangkang sawit kita makin lama makin besar dibutuhkan di negara Jepang," ujarnya.
Selain itu, karakteristik cangkang sawit Indonesia yang tebal serta kalori yang dihasilkan dari cangkang sawit Indonesia cukup baik berkisar antara 3.900-4.200 menjadi alasan Jepang lebih menyukai cangkang sawit Indonesia dibanding negara lain. Pasalnya, negara lain pengekspor cangkang sawit seperti Malaysia memiliki karakteristik yang tipis.