Otoritas statistik Jerman pada Kamis telah mengumumkan, inflasi Jerman melonjak ke rekor baru 10 persen pada September. Menurut angka awal Kantor Statistik Federal, harga energi naik drastis mencapai 43,9 persen secara tahunan.
Scholz menuturkan, pungutan gas yang banyak dikritik, yang akan memungkinkan perusahaan utilitas untuk membebankan biaya energi yang tinggi kepada konsumen, sekarang tidak akan diperkenalkan. Sebaliknya, perusahaan akan menerima dukungan secara langsung untuk menghindari beban keuangan tambahan kepada warga.
Sebelum Scholz mengumumkan dana stabilisasi, lembaga ekonomi terkemuka Jerman memangkas perkiraan ekonomi negara itu pada 2023. Mereka sekarang memperkirakan resesi 0,4 persen imbas krisis energi, padahal sebelumnya ekonomi diperkirakan bisa tumbuh 3,1 persen.
"Revisi ini terutama mencerminkan tingkat krisis energi," ujar RWI Leibniz Institute for Economic Research, Halle Institute for Economic Research (IWH), Kiel Institute for the World Economy, dan ifo Institute.
Lembaga itu menyatakan, meski situasi diperkirakan sedikit mereda dalam jangka menengah, namu harga gas kemungkinan akan tetap jauh di atas tingkat sebelum krisis. Mereka pun memperingatkan bahwa ini berarti hilangnya kemakmuran permanen bagi Jerman.
Namun, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner meyakini langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan pemerintah akan membantu melindungi kemakmuran warga negara.
"Kami kuat secara ekonomi dan kami akan memobilisasi kekuatan ekonomi ini jika perlu," ucapnya.